5 Robot Ini Membantu Manusia Berantas Corona

Robot, adalah alat yang aman menangani dan mencegah COVID-19 .


Meski Vaksin sebagian sudah di distribusikan dan disuntikkan,  Corona masih meresahkan dunia dan juga Indonesia. Tidak hanya masyarakat biasa, namun petugas medis juga terkena dampak penularan virus ini. Dokter dan paramedis adalah orang-orang beresiko tinggi karena paparan COVID-19 di fasilitas kesehatan. 

Berbagai upaya dilakukan untuk mencegah meluasnya wabah ini, isolasi mandiri, tes massal, penyemprotan cairan desinfektan, lockdown bahkan penggunaan teknologi mutakhir seperti pemakaian robot dan AI (artificial intelegence) untuk menggantikan tenaga manusia yang rentan tertular COVID-19. 

 1. Tommy, Robot Perawat Khusus COVID-19 Italia

Dia tidak memakai masker tetapi ikut membantu menyelamatkan nyawa dari Coronavirus. Inilah: Tommy, si robot perawat. Mereka terdiri dari enam robot yang membantu para dokter merawat pasien COVID-19 di RS Circolo di Varese, Italia.

"Ini seperti memiliki perawat lain tanpa resiko tertular infeksi," kata Dr Francesco Dentali, Kepala ICU RS tersebut.

Robot Tommy, yang dinamai seperti nama seorang anak salah satu dokter. Robot seukuran anak-anak bermata besar ini ditugaskan di kamar-kamar pasien sehingga dokter dapat memprioritaskan pasien lain yang sedang kritis.

Melalui parameter yang dimiliki mereka melaporkan kondisi pasien ke staf RS secara wireless. Robot memiliki wajah berlayar sentuh yang memungkinkan pasien untuk merekam pesan dan mengirimnya ke dokter.

Poin pentingnya, Robot-robot berteknologi tinggi ini akan membatasi kontak langsung antara dokter/perawat dengan pasien, sehingga mengurangi risiko paparan infeksi.

Lebih dari 4.000 petugas kesehatan Italia telah kontak dengan coronavirus dan 66 dokter telah meninggal.

Mengingat besarnya tugas memerangi coronavirus dan jumlah korban petugas medis terus bertambah, robot yang bisa diperintah dokter menjadi satu alternatif yang tepat. Namun pasien kita harus dijelaskan dulu tujuan dan fungsi robot tersebut.

Pada awalnya beberapa pasien tua menolak dirawat oleh robot, tetapi setelah dijelaskan tujuannya, pasien senang karena ia tetap dapat berbicara dengan dokter meskipun melalui media robot.

Robot juga membantu RS menghemat pemakaian masker dan baju APD (pelindung) yang harus digunakan staf medis.

Kekurangan masker menjadi salah satu masalah terbesar yang mengganggu sistem kesehatan nasional sejak pandemi ini muncul.

Perlu waktu 2 bulan, Itali secara mandiri memproduksi masker pelindung secara massal. Ini adalah problem yang sulit.

Robot-robot Tommy memiliki satu keuntungan lagi - mereka tidak pernah merasa lelah. Jika Baterai habis mereka cepat diisi dan kembali bekerja di bangsal melayani pasien COVID-19.

2. XDBOT, Robot Penyemprot Desinfektan Singapura 

Peneliti Singapura menemukan robot desinfektan dengan lengan yang meniru gerakan manusia, untuk membantu para pekerja yang terlalu banyak bekerja selama pandemi coronavirus.

"XDBOT" adalah robot berbentuk kotak beroda 4 dengan badan yang tangkas, lengannya dapat mencapai lokasi yang sulit dijangkau seperti di bawah meja dan tempat tidur.

Robot ini dibuat oleh peneliti Nanyang Technological University (NTU) Singapura, memiliki nozzle bertenaga tinggi untuk menyemprotkan desinfektan pada permukaan besar dengan cepat.

XDBOT dikendalikan jarak jauh dengan laptop atau tablet, sehingga mengurangi risiko manusia terinfeksi virus, yang telah menewaskan lebih dari 5,2 juta orang di seluruh dunia.

Dengan mengendalikan robot penyemprot dari kejauhan, manusia sebagai operator dapat dengan tepat mengontrol proses desinfeksi tanpa kontak langsung dengan permukaan benda.

Robot ini berbeda dari yang robot vacuum cleaner umum yang dijual di pasaran, yang dipakai membersihkan permukaan lantai namun tidak dapat men-desinfeksi benda-benda berbentuk rumit.
Robot itu dapat membantu layanan pembersihan dan desinfeksi lebih mendalam (yang akhir-akhir ini meningkat atas permintaan masyarakat Singapura). Dilaporkan pekerja pembersih menghabiskan waktu berjam-jam karena permintaan membludak selama pandemi.

XDBOT telah diuji di kampus NTU, dan pembuatnya berharap segera mengujinya di area umum dan rumah sakit agar lebih bermanfaat.

Saat ini Singapura sama seperti Indonesia sedang berjuang melawan gelombang infeksi COVID-19 yang bergerak cepat. Episentrum atau pusat wabah adalah asrama pekerja asing yang penuh dan sesak.


3.  'Ninja Robot' Atasi COVID-19 di Thailand

RS di Thailand mengerahkan "Robot Ninja" untuk mengukur demam pasien sehingga melindungi petugas medis yang harus bekerja di garis depan saat wabah coronavirus. Robot Ninja pertama kali dibuat untuk memantau pasien stroke, belakangan ini digunakan kembali untuk membantu memerangi wabah COVID-19.

Mereka banyak membantu staf medis untuk mengurangi risiko infeksi melaui panggilan video antara pasien ke dokter/perawat lewat perantara robot ini.

Tentunya mereka berada di luar ruangan dan berkomunikasi dengan pasien di dalam melalui robot.

Tim teknik Viboon perancangnya berambisi membuat lebih banyak "ninja" ini untuk semua RS di seluruh negeri. Model robot berikutnya dirancang untuk membawa makanan dan obat-obatan kepada pasien, dan pada akhirnya juga untuk mendisinfeksi bangsal rumah sakit.

Mereka ini dinamai Ninja Robot karena tampilan luarnya yang serba hitam mate, dengan dua mata terlihat unik seperti sosok ninja. 


4. Serve Robot, Pengantar Kebutuhan saat Wabah COVID-19

Mendapatkan makanan di tengah-tengah pandemi coronavirus bisa semakin sulit dan rumit.

Dan kini terjadi lonjakan pesanan pada robot pengantar dalam beberapa minggu terakhir ini. Robot Serve pengantar surat kini dimanfaatkan untuk mengantar makanan bagi orang-orang yang mengisolasi di rumah dan perlu layanan delivery. 

Postmates memperkenalkan Serve pada Desember 2019 lalu, namun banyak ketertarikan baru pada alat itu. Untuk saat ini, mereka seharusnya hanya melakukan perjalanan jarak pendek.

Dia termasuk robot yang cukup unik. Dengan mata yang berkedip 10 detik dan lalu 21 detik kemudian. Orang-orang di jalanan cukup merasa takjub melihat kotak beroda empat ini berjalan otomatis dengan mata yang sesekali berkedip.

Fitur kerennya yaitu dapat membawa 50 kg benda (makanan) pada jarak tempuh 30 mil dengan sekali pengisian baterai.

Robot Serve berkomunikasi melalui pencahayaan dinamis di matanya sedangkan cincin cahaya di atas tubuhnya menandakan sinyal, seperti perubahan arah.

Serve bukan satu-satunya 'mainan' saat ini di kota. Starship Technologies ternyata telah menciptakan robot pengiriman sejenis yang sudah berkeliling Inggris. Wow!

5. PGuards, Robot Polisi Pengawas Lockdown di Tunisia

Beberapa negara menerapkan karantina penuh atau dikenal dengan lockdown.

Sebuah robot polisi dikerahkan untuk berpatroli di ibukota Tunisia, Tunis, untuk memastikan bahwa orang-orang mematuhi aturan lockdown akibat coronavirus.

Robot itu mengamati orang yang berjalan di jalanan yang kebanyakan sudah sepi, mendekati mereka dan bertanya mengapa mereka keluar. Mereka harus menunjukkan ID-card atau surat lain ke kamera robot, sehingga petugas (yang mengendalikan robot ini) dapat memeriksanya.

Lockdown mengharuskan setiap orang tinggal di rumah masing-masing, kecuali mereka yang keluar atas alasan medis atau membeli keperluan pokok.

Tidak jelas berapa banyak robot pengintai yang dibuat di Tunisia, yang dikenal sebagai PGuards, mereka dikerahkan oleh kementerian dalam negeri yang dibantu Enova Robotics.

PGuards memiliki empat roda dengan kamera termal dan teknologi LIDAR (light detection and ranging), yang bekerja seperti radar tetapi menggunakan cahaya bukan gelombang radio.

Beberapa video muncul di media sosial menunjukkan orang-orang dihentikan oleh PGuard. Mereka ditanya apakah tahu ada aturan lockdown?, Pria menjawab bahwa dia hanya ingin membeli rokok.

Robot itu menjawab: "OK, beli rokok mu, dan cepatlah pulang".

Pguard dapat memberikan diagnosis awal secara visual dan dengan sensornya mengukur hal-hal tertentu secara medis. Itu mengapa mereka juga segera diperkerjakan di beberapa RS di Tunis.

Ini akan membantu meminimalkan kontak fisik antara petugas medis dan polisi ke pasien dengan Covid-19.

(igz-setyo)


Share on Google Plus

About Ari Cahyono

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 Comments:

Posting Komentar