Manusia Bisa Memakai 100% Otaknya, Dih Yang Bener?

Rata-rata manusia hanya menggunakan 10% kemampuan otaknya

Adalah Lucy, tokoh fiksi di film Hollywood berhasil mencapai kemampuan otak 100%, dia bisa mengendalikan waktu, telekinesis (mengendalikan benda fisik tanpa menyentuh)telepati melalui jaringan komunikasi digital, dan pada akhirnya menjelma menjadi superkomputer yang hidup. Apakah itu yang akan terjadi, saat kita benar-benar bisa memakai otak kita 100%?

Otak manusia sebenarnya telah bekerja (load) sebanyak 100%, namun hanya 10% kemampuan kita terlibat dalam pengendalian terhadap otak ini, karena banyak sistem tubuh kita bekerja secara otomatis tanpa kita sadari, jantung berdetak, paru mengembang, mulut mengeluarkan air liur, dan banyak lagi hal yang diatur oleh sistem syaraf autonomik kita.

5 hal ini akan terjadi jika kita mampu mengakses 100% kapasitas otak kita, alih-alih kemampuan superhero yang kita dapat, tapi yang terjadi justru kebalikannya, terdengar cukup fatal guys!!

1. Kejang-Kejang akibat terlibat di proses otak yang rumit

Sebagaimana sudah terbukti sekarang, "menggunakan" 100% dari otak kita bukanlah suatu hipotetis, kenyataannya semua otak kita sudah digunakan. Jika tidak maka akan cepat hilang, karena otak berusaha untuk efisiensi dan bagian yang tidak digunakan akan terbuang. 

Jika kita menyadari rangsangan yang masuk, ke bagian otak yang berwarna putih dan abu-abu itu yang bekerja bersamaan, itu akan meninbulkan kejang parah dan kemungkinan besar kita akan mati setelah beberapa saat karena mengetahuinya. 

Mengatur 100% otak kita itu, itu berbeda. Itu pada dasarnya mengatakan, bagaimana jika kita secara sadar dapat mengendalikan semua fungsi dan aktivitas di otak kita. Kedengarannya luar biasa, super kuat, dan namun sebenarnya benar-benar fatal.

2. Mudah lelah, karena kita mau mengatur detak jantung dan nafas kita

Kita tidak ingin menyadari dan mengendalikan semua yang terjadi di tubuh dan faktanya kita memang tidak mampu mengendalikan segalanya. Contoh sederhana, kita bernapas otomatis tetapi kita juga mengembangkan kemampuan untuk secara sadar mengendalikan pernapasan kita. Itu berguna dalam situasi di mana pernapasan mungkin berbahaya atau tidak mungkin, juga membantu kita saat berenang.

Sekarang coba kendalikan detak jantungmu. Anda sekarang mengendalikan jantung Anda, sambil terus mencobanya. Jantung akan cepat menjadi rusak dan berhenti, lalu kita pun mati kelelahan. 

3. Mata super-capek, karena otak menyadari proses melihat

Bagaimana dengan penglihatan, atau pendengaran yang lebih rumit? Kamu benar-benar ingin mengatur seluruh proses visual dari foton (partikel cahaya) sampai ke diterjemahkan penglihatannya?. Mengambil dan menyusun penglihatan ke dalam elemen dasarnya, menganalisis elemen-elemen tersebut melalui dua mata kemudian mengekstrak semua informasi. Kamu akan merasakan kelelahan 1 menit setelah membuka mata.

Sama berlaku untuk indra lainnya. Bagaimana dengan ritme kehidupan? Itu akan membunuhmu juga jika kamu berusaha mengacaukannya, kita harus menjaga bahaya gelombang itu pergi.

4. Telinga lambat mendengar karena memilah-milah proses suara

Manusia mendengarkan suara dengan frekuensi 20 - 20.000 Hertz. Suara lingkungan sekitar yang biasa kita dengar tiap hari malah berkisar hanya 250 Hz - 6.000 Hz. Suara ditangkap oleh daun telinga, dan diteruskan dengan tulang penguat di telinga tengah, lalu dihantarkan ke syaraf ke otak dan diterjemahkan sebagai bunyi yang kita dengar. 

Jika otak kita secara sadar mengetahui dan menelusuri prosesnya kita akan tampak seperti orang tuli karena menerjemahkan bermacam suara dan memilah frekuensinya itu seperti anak kecil tersesat berada di kerumunan pasar dan mencari ibunya, kita tidak secara cepat mengartikan bunyi itu apa dan darimana sumbernya. 

Dunia dipenuhi oleh ribuan bahkan jutaan suara yang berbeda. Setidaknya di lingkungan saat ini kita berdiri, kita harus secara otomatis mendengarkan suara dengan frekuensi terbesar dan menganggapnya sebagai suara yang lebih penting didengarkan.

5. Kita mudah terbunuh, karena terlalu lama memikirkan refleks

Pada saat dihadapkan kondisi yang mengancam, otak memberikan rangsangan cepat dan aktif agar tubuh otomatis menghindarinya, tanpa harus memikirkan terlebih dahulu dan memproses bahaya itu terlalu lama. Apa jadinya jika kita mengendalikan refleks itu? Terlambat, kita mungkin akan terperosok jurang atau dahan patah jika harus mempelajari kondisi ancaman itu kelewat lama.

Otak kita melakukan dan mengatur begitu banyak hal dalam tubuh kita, jumlah yang sangat banyak akan membanjiri piikiran kita, dan ditambah lagi pengambilan keputusan yang datang secara sadar pasti akan mengarahkan kita pada kematian yang lebih cepat.

---

Jadi intinya otak kita ini sudah berjalan benar 100%, yang bisa kita sadari dan kendalikan hanya 10% saja. Film itu hanya fiksi ilmiah, tujuan nya menghibur tapi tidak akan terjadi di dunia nyata. 

(igz-setyo)

Share on Google Plus

About Ari Cahyono

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 Comments:

Posting Komentar