Hati-hati, Cahaya Sudah Berubah Menjadi Polusi

Tidak seperti bentuk polusi pada umumnya, polusi cahaya belum dianggap sebagai masalah penting sampai saat ini. Secara khusus, polusi cahaya benar-benar nyata adanya karena sudah dirasakan beberapa efeknya. Mata silau, terjadinya pelanggaran ringan, dan kekacauan di malam hari menunjukkan beberapa hal rumit yang menjadi konsekuensi terciptanya polusi cahaya untuk diselidiki.

Menurut ahli lingkungan, polusi cahaya menyebabkan gangguan penglihatan terutama dari silaunya dan efek cahaya yang berlebihan sehingga menyebabkan masalah kesehatan manusia. Polusi cahaya juga mengubah iluminasi alami dunia saat malam hari melalui kecerahan langit dan mengganggu ekosistem.

Inilah 5 efek samping cahaya (buatan) manusia yang menerangi kegelapan. 

1. Mengganggu Satwa liar

Banyak hewan liar seperti mamalia, burung, reptil, dan serangga secara alami bersifat fotoperiodik. Karakteristik perilaku dan fisiologi hewan-hewan ini bergantung pada ritme sirkadian, yaitu pengaruh siang dan malam yang ditandainya terbit dan tenggelamnya matahari. 

Dalam hal ini, pertumbuhan, perkembangan, reproduksi, makan, dan penggerak semuanya tergantung pada keseimbangan antara siang dan malam. Oleh karena itu, sejumlah lampu buatan yang menyala terang di lingkungannya masing-masing dapat secara serius mengubah siklus hidup alami mereka.

Ada kasus, ratusan rusa dan zebra terbunuh di jalanan saat malam hari karena silau yang membutakan dan mengubah aspek gerak mereka saat malam. Penyu juga ditemukan sangat bergantung pada pencahayaan alami untuk reproduksi, pergerakan, makan, dan pengembangan yang dapat sangat terganggu oleh adanya cahaya buatan.

2. Gangguan Ekosistem

Pencahayaan buatan sangat merugikan dan mengancam keseimbangan ekosistem karena banyak satwa liar termasuk tumbuhan dan hewan sangat bergantung pada pengaruh nokturnal (kondisi malam) dan diurnal (kondisi siang) . Polusi cahaya berdampak negatif pada fisiologi hewan dan tumbuhan sehingga memodifikasi interaksi kompetitif hewan, merusak pola migrasi mereka, dan mengubah hubungan predator danmangsa.

Pantulan cahaya lampu (buatan manusia) dapat mencegah sinar UV alami mencapai Bumi ini, padahal sinar itu bertanggung jawab atas kelangsungan hidup tanaman. Sederhananya, polusi cahaya memodifikasi ritme dan siklus kehidupan sehari-hari yang dituntun oleh kondisi gelap dan terang, sehingga mengganggu kegiatan ekologis.

3. Efek buruk pada manusia

Cahaya berlebihan, melimpah dan menyilaukan akan berimbas polusi yang mengakibatkan ketegangan mata, kehilangan penglihatan yang jernih, penuaan mata dini, dan stres. Mata manusia dirancang untuk menyesuaikan secara alami antara pola siang dan malam supaya dapat melihat dengan cara yang benar.

Terlalu banyak cahaya dapat merusak mata manusia dan bahkan merusak hormon melatonin yang bertanggung jawab dalam mengatur penglihatan diurnal (siang hari) dan nokturnal (malam hari). Hal ini menyebabkan gangguan tidur dan efek buruk pada kesehatan seperti stres, kelelahan, sakit kepala, dan mudah cemas.

Aspek keselamatan hidup umumnya juga dipengaruhi oleh polusi cahaya, dan ini dapat mengganggu sistem navigasi penting pada pesawat yang dapat menyebabkan kecelakaan.

4. Pemborosan energi

Banyak yang tidak menyadari bahwa manusia menghabiskan banyak uang untuk jaringan listrik yang mendukung penerangan baik di tempat umum, rumah, dan tempat usahanya. Terlepas dari kenyataan bahwa itu adalah urusan individu, rumah, dan tempat usaha yang membayar listrik, negara mengeluarkan milyaran rupiah untuk menghasilkan tenaga listrik dari sumber energi tak terbarukan seperti minyak dan batubara yang dieksploitasi.

Pencahayaan dengan menggunakan lampu yang sangat kuat untuk menerangi area masing-masing menyebabkan banyak pemborosan energi dan biaya lingkungan yang serius (karena meninggalkan jejak karbon). Di kota-kota besar, diperkirakan 60% dari total energi negara digunakan untuk penerangan umum dan komersial, dan hanya sekitar 6% digunakan untuk area pemukiman.

5. Hilangnya budaya dan sejarah

Bukan hanya kamu, mungkin banyak orang menyukai keindahan langit dan melihat pemandangan berbagai bentuk bintang-bintang dan bulan di malam hari. Saat lampu terus-menerus menerangi lingkungan di kegelapan, semakin sulit bagi para penggemar langit untuk melihat angkasa di malam hari, terutama di daerah perkotaan.

Para astronom memiliki masalah dalam melihat dan membaca aktivitas di luar angkasa dan langit karena terus dalam kondisi terang. Akibatnya, dunia perlahan-lahan kehilangan pemandangan langit gelap yang indah dengan bulan dan benda-benda luar angkasa lainnya.

Banyak anak muda yang tumbuh di kota mungkin tidak akan pernah mengalami pemandangan indah ini, apalagi jika orang terus berevolusi mengubah malam yang remang dengan cahaya terang-benderang.

(igz-setyo)
Share on Google Plus

About Ari Cahyono

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 Comments:

Posting Komentar