Wajib Tahu! Sebab Kita Bermimpi

"Selamat tidur, semoga mimpi indah, Sayang!"
(image credits stacyknows.com)

Hal itu yang selalu terucap manis dari bibir orang tua kepada anaknya yang masih kecil menjelang tidur. Juga sering diucapkan oleh pasangan sembari mengecup kening sesaat sebelum tidur kita yang panjang.

Dilansir vitalrecord.tamhsc.edu dikatakan bahwa saat kita bermimpi sebagian otak kita "terbangun". Itu seperti sedang ada pemutaran film-pendek "studio" dalam otak kita, yang cerita nya berasal dari kenyataan juga dari alam bawah sadar kita.

Mimpi erat kaitannya dengan proses otak kita saat tidur. Mari kita pelajari rahasia mimpi ini. 

1. Bagaimana kita tertidur?
(image from vk.com)

Tidur adalah bagian hidup. Manusia normal menghabiskan sepertiga waktu hidupnya untuk tidur.  Dilansir dan hopkinsmedicine.org dalam kondisi tidur secara periodik kita mengulangi dua fase yaitu tidur REM (Rapid Eye Movement) dan tidur Non-REM.

Tidur kita dimulai dari fase Non-REM alias awal tidur. Kita mengalami empat tahapan, pertama keadaan antara sadar dan tertidur. Kedua tidur dangkal, saat detak jantung, frekuensi nafas dan suhu tubuh menurun. Ketiga dan keempat adalah fase tidur dalam(deep sleep).

Saat memasuki fase REM mata kita bergerak cepat dibalik kelopak mata yang tertutup, gelombang otak menyerupai saat kite bangun, frekuensi nafas meningkat, sementara tubuh lumpuh dan beberapa tidur disertai mimpi. Fase ini bisa terulang 4-5 kali selama kita tidur.

2. Apa itu mimpi?
(image credits lens.monash.edu)

Menurut The National Sleep Fondation, mimpi sepenuhnya adalah aktifitas mental otak kita pada saat (kondisi) istirahat.
Neuro-psikolog dari Texas A&M Health Science Center College of Medicine mengatakan bahwa mimpi terjadi ketika bagian korteks (lapisan pembungkus) otak yang bertanggung-jawab dalam fungsi luhur (seperti bahasa) aktif saat tidur, sedangkan area dibawahnya mencegahan pesan itu diterjemahkan sebagai gerakan (motorik). Saat kita bermimpi menyelam, hanya otak kita yang merasakan sensasinya, sedangkan tangan serta  kita tetap "lumpuh" dalam posisi tidur.

Namun beberapa orang pernah mengalami "ngelindur" yaitu perilaku diluar kesadarannya (saat bermimpi), itu adalah bagian dari REM Sleep Behaviour Disorders alias kelainan tidur. 

3. Mimpi adalah Tiruan Kehidupan
(image credits mattressworldnorthwest.com)

Karena saking rumitnya, ilmuwan sulit menjelaskan secara pasti fenoma mimpi menurut sains. Namun penjabaran sederhana dari mimpi adalah rangkaian dan sirkuit kimia yang bertindak sebagai "saklar" yang memungkinkan bagian korteks otak aktif sementara tubuh tidak merespon sinyal seperti yang biasa terjadi di siang hari.

Area otak yang aktif saat kita bermimpi adalah area yang sama persis kita gunakan sehari-hari untuk melihat, mendengar, mengingat dan bergerak serta merasakan, Jadi pengalaman bermimpi memang  sangat nyata. Sebenarnya saat siang hari pun kita tidak bisa merasakan apapun, hanya karena muncul rangsangan (stimulus)  pada kortikal otak tersebut dan mengaktifkan penerjemahan kita tentang sesuatu hal yang terjadi. 

Mimpi adalah produk dari tidur, oleh karenanya sifat siklus tidur sangat mempengaruhi terbentuknya mimpi. Selain itu juga dipengaruhi jalur pelepasan neuro-transmiter (zat kimia penghantar informasi), sebagai penanda awal mula dan pemeliharaan tidur. Semakin larut, tahapan tidur akan semakin dalam. Dan kebanyakan mimpi tercipta saat kita terlelap nyeyak dalam tidur kita.
 
4. Dunia mimpi kita terjadi saat tidur REM
(image credits millersguild.com)

Semuanya terjadi saat tidur kita sudah mencapai Fase REM (Rapid Eye Movement) dan penelitian membuktikan saat seseorang tidur dan dilakukan perekaman gelombang otak (Electro Encephalo-Graphy), ternyata menunjukkan gelombang  sama terjadi saat kita terjaga.

Dan apabila di tengah tidur nyenyak (fase tidur REM) tiba-tiba orang terbangun, dia akan merasakan pengalaman mimpi yang nyata dan aneh. Studi kasus lain menyebutkan saat tidur dalam gelombang tidur lambat (slow wave sleep cycle) kita akan mendapatkan mimpi dengan fragmen (serpihan) memori yang lebih utuh.

5. Bagaimana kita bisa mengingat mimpi?
(image credits weatherfordsleep.com)

Tidak setiap orang bisa mengingat mimpinya dengan cepat dan detail. Ini tergantung seberapa daliam tidurnya, isi mimpi dan rutinitas saat terjaga. Semua orang bermimpi tapi belum tentu bisa menyadari isi mimpinya. 

Banyak mimpi yang jelas dan aneh, terjadi di fase tidur REM. Mereka yang bermimpi di fase ini bahkan bisa mengingat detail mimpinya, ada yang menganggap sebagai mimpi yang lak terlupakan. Sedangkan mimpi yang biasa-biasa saja terjadi pada gelombang tidur lambat.

6. Bagaimana dengan mimpi buruk?
(image credits sleepcycle.com)

Mimpi indah dan buruk adalah sangat subyektif. Jangan kita bayangkan kalau mimpi buruk itu selalu berwujud dikejar hantu atau roh jahat seperti di film-film Thriller/ Horor. Itu tidak benar. 

Semua  tergantung interpretasi masing-masing orang. Bagi seorang atlet panjat tebing, bermimpi naik ke Puncak Tertinggi Burj Khalifa bisa merupakan mimpi yang indah. Namun bagi kita yang fobia ketinggian itu adalah mimpi yang benar-benar buruk. Kita bisa mengetahui bagaimana mimpi seseorang hanya dengan bertanya ke mereka dan mengklasifikasikan konten  itu secara subjektif. 

Anak-anak rentan terhadap mimpi buruk,  bahkan kerap kali mereka mengalami "teror tidur", ditandai dengan adanya gejala panik, berkeringat, tekanan darah meningkat, gemetaran dan beberapa anak bisa menjerit. Hal ini sering membangunkan anak-anak di tengah tidur malamnya, sebagian dari mereka menganggap ini sebagai kejadian yang tak menakutkan. 

7. Produksi mimpi dan alam bawah sadar
(image credits mynextmattress.com)

MenurutJared Benge, PhD asisten profesor di Texas A&M Health Center College of Medicine, banyak korelasi menarik tentang isi mimpi. Namun tidak selalu semuanya berkaitan sebab-akibat. Orang yang sehari-harinya mengalami stress cenderung terbawa sampai ke mimpi.

Pengaruh lingkungan juga bisa memicu mimpi seseorang. Mereka mencontohkan aroma yang disukai (dimasukkan ke dalam kamar tidur) bisa memicu mimpi yang baik. Hubungan antar tidur dan mimpi menciptakan konsolidasi otak untuk memindahkan kejadian yang baru-baru saja terjadi ke dalam ingatan jangka panjang.

Share on Google Plus

About Ari Cahyono

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 Comments:

Posting Komentar